Rabu, 17 Agustus 2011

Pemkab Muna Di Tuding Tidak Pro Rakyat





RAHA BP,



Hampir satu tahun Pemerintahan pasangan dr. LM. Baaharuddin,M.Kes dan Ir Malik Ditu, M.Si sebagai Bupati dan Wakil Bupati,dinilai dari berbagai kalangan terkesan jalan di tempat serta  pebangunan dikabupaten Muna masih tertidur pulas, tak ada geliat perubahan sama sekali. Alasan yang sering dilontarkan pasangan Bupati dan Wakil Bupati tersebut, mengapa pembangunan belum juga siuman dari tidurnya disebabkan Kabupaten Muna dalam kondisi tersandera utang warisan rezim sebelum

Hal ini disuarakan oleh Direktur Perkumpulan Untuk Advokasi Kebijakan Hukum dan Transparansi Anggaran (PAKHTA) Muna, dalam siaran persnya kemarin Senin 15 Agustus 2011, yang diwakili oleh Ali.Menurutnya, pemkab Muna seharusnya bekerja untuk mencarikan solusi agar Kabupaten Muna terbebas dari persoalan anggaran tersebut,  bukan melakukan beberapa kegiatan yang cenderung mengahambur-hamburkan uang sehingga semakin memperberat beban keuangan Daerah, seperti pembelian tiga mobil mewah yang diperuntukan bagi kendaraan dinas Bupati dan Wakil Bupati serta  Sekda Kabupaten Muna.
 
Pembelian tiga mobil mewah dengan kondisi keuangan daerah yang memprihatinkan tersebut lanjut Awal sapaan akrabnya, sangat menyinggung rasa keadilan msayarakat, sebab ternyata setelah berkuasa pasangan LM. Baharuddin- Malik Ditu  bukannya mendahulukan kepentingan pembangunan kesejahteraan tapi justru  mendahulukan mengankat prestise pribadi.

Memang bila melihat kondisi mobil dinas yang digunakan bupati/ Wakil bupati saat ini, maka pengadaan mobil tersebut dapat dibenarkan, namun bila menilik kondisi keuangan daerah dan kondisi perekonomian masyarakat serta bangunan infrastruktur di kaubpaten Muna maka pengadaan mobil mewah tersebut menjadi tidak etis.

" Kenapa pemkab tidak memilih menarik kendaraan Dinas yang di pake oleh Mantan Bupati Muna  dua periode"ucapnya.

Anehnya lagi lanjut pria yang berbadan besar ini, Dalam kasus ini para aktifis yang kemarin konsens terhadap kebijakan publik tidak mengecam dan menyorotinya. Hal ini beda  sekali ketika rezim Ridwan, sedang berkuasa. Saat itu ketika rezim Ridwan berencana melakukan hal yang sama, kecaman dan sorotan datang bertubi-tubi.(P7)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar